SECARA teknis, dikala ini tugas humas dan wartawan sama. Praktisi humas( ikatan warga, public relations) dan jurnalis bersama dituntut mempunyai keahlian yang sama, spesialnya keahlian menulis( writing skills).
Komentar tersebut aku sampaikan dikala ulasan kurikulum jurusan ilmu komunikasi di suatu akademi besar negara di Bandung. Dikala itu aku masih jadi“ dosen luar biasa” alias honorer.
Aku bilang, sebab secara teknis tugas jurnalis dan humas itu sama, hingga kurikulum program riset humas wajib mengadopsi pula kurikulum jurnalistik.
Salah satu tugas, kedudukan, ataupun kedudukan humas merupakan penciptaan data dan publikasi. Kemasan data antara lain berbentuk karya jurnalistik( kabar, postingan, feature). Publikasi data dicoba lewat pengiriman press release dan/ ataupun mempublikasikannya di media internal lembaga. Luncurkan merupakan kabar yang terbuat oleh humas lembaga.
Humas pula wajib meliput kejadian ataupun aktivitas lembaga. Di sinilah humas melakukan guna reportase, seperti wartawan meliput kejadian. Karenanya, humas pula dapat diucap wartawan, ialah wartawan internal lembaga ataupun“ jurnalis korporat”. Aku telah bahas ini dalam Corporate Journalism.
Seluruh lembaga saat ini memiliki media internal daring, ialah situs website lembaga dan akun media sosial. Di situlah guna data dan publikasi bagian humas dijalankan.
Bila praktisi ataupun staf humas mempunyai keahlian jurnalistik mumpuni seperti wartawan handal, hingga media internal lembaga pula hendak menarik dan banyak pembaca, seperti media massa ataupun situs kabar.
Persamaan Jurnalistik dan Humas
Secara universal, persamaan jurnalistik dan humas merupakan bersama bidang komunikasi, spesialnya terpaut guna data dan publikasi.
Perbedaannya terletak pada ruang lingkup( coverage). Ruang lingkup jurnalistik mencakup seluruh kejadian yang bernilai kabar. Humas cuma meliput ataupun memberitakan aktivitas ataupun dinamika lembaganya.
Berikut ini perinci persamaan dan perbedaan jurnalistik dan humas. Aku sadur dari suatu pembahasan di taman website Universitas Oregon. Judulnya“ Journalism and Public Relations: What are the similarities and differences?”.
Kesamaan Jurnalistik dan Humas
1. Berbicara dengan publik
Baik dalam jurnalisme ataupun humas, para handal terus berbicara dengan publik. Mereka menggambarkan cerita dan berhubungan dengan audiens mereka– seperti itu yang membuat organisasi senantiasa berjalan.
Wartawan memberitakan kejadian berarti dan menarik untuk pembaca. Humas memberitakan aktivitas lembaga, produk lembaga, ataupun kebijakan lembaga yang wajib dikenal publik. Kegiatan ini bersama komunikasi dengan publik.
2. Bangun kepercayaan
Supaya para handal di industri jurnalisme dan humas sukses, berarti buat membangun kredibilitas dan keyakinan dengan audiens.
Wartawan membangun keyakinan dengan memberi tahu dan menerbitkan konten yang adil dan akurat sehingga mereka diakui selaku organisasi yang kredibel.
Tidak hanya kredibilitas, handal humas membangun keyakinan buat menginformasikan dan membujuk audiens sasaran buat menunjang organisasi ataupun produk dan kebijakan lembaganya.
3. Sampaikan data dengan metode yang gampang dimengerti
Kala orang membaca postingan, mencermati cerita, ataupun menelusuri media sosial, mereka cenderung senantiasa ikut serta bila ceritanya jelas dan ringkas.
Audiens tidak mempunyai waktu buat berpikir keras tentang apa yang diberikan kepada mereka– perkata yang kelewatan ataupun foto yang membingungkan merupakan penghalang dalam mempertahankan audiens.
Di mari, humas dan jurnalis bersama wajib memakai bahasa jurnalistik, ialah macam bahasa spesial yang biasa digunakan dalam pemberitaan media massa.
4. Bercerita
Dapat dibilang, kesamaan yang sangat menarik antara jurnalisme dan humas ataupun wartawan dan praktisi humas merupakan keduanya menceritakan( story telling).
Gairah yang dipunyai seseorang handal buat sesuatu subjek mendesak alibi mereka terletak di industri ini– seperti itu yang mereka gemari.
Menciptakan dan menggambarkan cerita yang bagus merupakan pencapaian dalam banyak perihal. Kedua tipe handal merasa mempunyai hak dalam pekerjaan mereka dan itu mengaitkan pembaca ataupun penonton, yang berarti buat memperoleh dan mempertahankan audiens.